Jakarta (01/03) Dikutip pada laman resmi dahana.id, Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik amonium nitrat di Kawasan Industri (KIE) Bontang, Kalimantan Timur, yang memproduksi bahan baku bahan peledak dan penunjang produksi pupuk pada Kamis (29/2/2024). Pabrik tersebut dikelola oleh perusahaan patungan antara PT Dahana, PT Pupuk Kaltim, dan PT Kaltim Ammonium Nitrate (KAN). Nilai investasi pembangunan pabrik mencapai Rp 1,2 triliun dengan kapasitas produksi 75.000 ton per tahun.
“Saya mengapresiasi upaya keras pengembangan industri amonium nitrat. Dengan dibangunnya pabrik amonium nitrat ini, impor akan berkurang 8 persen dari 21 persen, artinya kita masih akan mengimpor 13 persen,” kata Presiden Joko Widodo.
Bapak Presiden meminta perluasan usaha terus dilakukan agar substitusi barang impor bisa dilakukan. Apalagi, kata dia, Rp 1,2 triliun untuk Kementerian BUMN bukanlah uang yang banyak. Ia ingin bahan baku pupuk dari hulu hingga hilir bisa diproduksi di dalam negeri.
“Perlu dilanjutkan agar 21 persen selesai semua. Dengan cara ini kami bisa menangani semuanya, tidak hanya amonium nitrat, tapi juga produk impor lainnya. Semuanya harus diproduksi di dalam negeri karena kita punya kekuatan untuk itu,” ungkap Pak Joko Widodo.
Jika beroperasi penuh, pabrik tersebut siap memproduksi 75.000 metrik ton amonium nitrat per tahun dan 60.000 metrik ton asam nitrat per tahun. Jumlah tersebut diharapkan dapat mensubstitusi impor untuk memenuhi kebutuhan amonium nitrat dalam negeri. Selain itu, kemandirian pemenuhan amonium nitrat dalam negeri dengan kepemilikan BUMN berdampak langsung pada peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) produknya.
Sementara itu, menurut Direktur Utama PT DAHANA Wildan Widarman, pabrik amonium nitrat ini akan beroperasi dengan teknologi tinggi yang ramah lingkungan dan mengikuti standar operasional pabrik kelas dunia dibawah lisensi Sedin-Hailifeng dan desain yang juga memenuhi standar internasional.
Teknologi ramah lingkungan tersebut juga dilengkapi dengan penggunaan reaktor SCR (selective catalytic reduction) dan teknologi paling efektif dalam mengurangi emisi NOx ke lingkungan. Selain itu, pabrik ini juga mengadopsi teknologi recovery untuk mengurangi konsumsi air kondensat mentah dan penggunaan energi listrik.
“Kami sangat bersyukur bisa bekerja sama melalui PT KAN dalam membangun pabrik ini. Kontribusi dan kolaborasi antar BUMN yang kami laksanakan merupakan wujud komitmen kami dalam mengembangkan industri pertahanan serta langkah strategis kami dalam menciptakan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan pertahanan Indonesia,” ujar Bapak Widarman.
Turut hadir dalam peresmian tersebut Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir; Menteri Investasi Bahlil Lahadalia; Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan; Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Wiranto; Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik; Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi; Direktur Utama PT Pupuk Kaltim Budi Wahjoe Susilo; Direktur Utama PT DAHANA Wildan Widarman, dan Direktur Utama Defence ID Bobby Rasyidin.
Sumber: www.dahana.id