Jakarta (25/08) – Tim Pelaksana KKIP dan PT. Inalum hari ini menggelar FGD di Ballroom kawasan industri PT. Inalum, Kuala Tanjung, Sumatra Utara. Pertemuan tersebut mengangkat topik ”Sinkronisasi Kebutuhan dan Kebijakan Hulu-Hilir untuk Meningkatkan Kontribusi Industri Alumunium Dalam Pemenuhan Kebutuhan Alpalhankam.”

FGD ini dilaksanakan secara hibrid. Jajaran pimpinan dan staf dari KKIP dan PT. Inalum hadir langsung di tempat sementara itu secara daring hadir perwakilan sejumlah industri bahan baku dan akademisi dari berbagai universitas.

Plt. Katimlak KKIP dalam pengantar pembukaannya menyampaikan bahwa ekosistem industri pertahanan meliputi industri hulu hingga hilir. Beliau menyoroti kontribusi industri bahan baku yang masih sangat terbatas dalam mendukung pemenuhan alpalhankam.

Sesi pertama diawali oleh pemaparan oleh Gubernur Lemhanas, Andi Widjajanto, yang mengambil tema Geopolitik Bahan Baku Industri Pertahanan. Secara komprehensif dan holistik tergambarkan dalam paparannya tentang resiko disrupsi rantai pasok mineral kritis dan non-kritis dan ketergantungan industri di dalam negeri untuk memenuhi bahan baku dari luar negeri.

Pada paparan berikutnya, Heldy Satrya Putera, S.E., M.M., selaku Deputi Bidang Hilirisasi Investasi Strategis Kementerian Investasi, menjelaskan tentang Sinkronisasi Regulasi dan Investasi Dalam Membangun Ekosistem Industri Bahan Baku (Logam) Sebagai Bagian dari Industri Strategis Nasional. Realisasi dan proyeksi dampak ekonomi hilirisasi industri baja dan bauksit menunjukkan sejumlah kemajuan. Diharapkan kemajuan ini memberikan konsekuensi positif pada peningkatan porsi produk industri bahan baku dalam produksi alpalhankam nasional.

Melanjutkan sesi paparan, Direktur Retail dan Niaga PT. PLN, Edi Srimulyani, menyampaikan topik tentang Ketersediaan Pasokan Listrik Bagi Bahan Baku Logam (Aluminium) dalam Mendukung Produksi Alpalhankam. Diketahui dari paparan tersebut bahwa sistem kelistrikan di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan siap memenuhi kebutuhan listrik industri.

Mengangkat topik ”Peningkatan Kontribusi Industri Aluminium Dalam Pemenuhan Kebutuhan Alpalhankam Indonesia”, Direktur Operasi PT. Inalum, Rainaldy Harahap, membeberkan sejumlah peluang dan tantangan yang dihadapinya dalam menjalankan mandat optimalisasi hilirasi industri. Berbagai langkah telah diupayakan PT. Inalum dan anak-anak perusahaannya seperti ekspansi smelter untuk memenuhi permintaan aluminium lokal dan global yang terus meningkat.

Dipandu oleh Dr. Teguh Haryono, Staf Ahli Bidang Litbangyasa KKIP selaku moderator, diskusi berlangsung hangat terlihat dari antusiasme peserta terkait isu strategis yang diangkat pada FGD tersebut. Diantara yang menjadi perhatian para peserta adalah kemampuan industri bahan baku dalam negeri untuk menjawab permintaan spesifikasi teknis alpalhankam yang canggih, insentif kelistrikan bagi industri bahan baku, dan nilai keekonomian produksi bahan baku untuk alpalhankam.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Tim Pelaksan KKIP tahun 2023 yang berfokus pada industri bahan baku. Sebelumnya pada awal Agustus lalu KKIP menggelar FGD bersama PT. Krakatau Steel sebagai produsen kenamaan baja nasional.

FGD berlangsung sesuai agenda dan kegiatan ditutup dengan penyerahan sertifikat apresiasi kepada para narasumber.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Translate »