Jakarta (09/08) – Tim Ahli KKIP menggelar Focus Group Discussion bertema ”Globalisasi Industri Pertahanan” di Hotel Pullman, Gondangdia-Jakarta Pusat, pada Rabu, 9 Agustus 2023.
FGD diikuti oleh jajaran tim pelaksana KKIP, tim ahli KKIP, Kementerian BUMN, Kementerian Perindustrian, BRIN, Institut Teknologi Bandung, Universitas Pertahanan, Perhimpunan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantannas), dan PT. Len Industri.
Mengawali pertemuan, Plt. Katimlak dalam kata sambutannya mengemukakan bahwa KKIP saat ini tengah berfokus pada tiga arahan Presiden selaku Ketua KKIP, yakni: Kemandirian Industri Pertahanan, Kesinambungan pengadaan Alpalhankam, dan Menggeser paradigma belanja Pertahanan menjadi Investasi Pertahanan.
Pertemuan ini menghadirkan tiga pemapar yaitu: Ibu Liliek Mayasari yang sehari-hari menjabat sebagai Asdep Bidang Industri Manufaktur Kementerian BUMN, Bapak Andi Komara sebagai Plt Koordinator Fungsi Industri Kereta Api, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan pada Direktorat IMATAP Kementerian Perindustrian, dan Profesor Ron Matthews sebagai akademisi bidang industri pertahanan di Rabdan Academy, Uni Emirat Arab. Diskusi dimoderatori oleh Ibu Curie Maharani Savitri, Ph.D, akademisi di Universitas Bina Nusantara.
Ibu Liliek Mayasari menyampaikan bahwa BUMN industri pertahanan memang masih dihadapkan sejumlah kendala, terutama terkait daya saingnya terhadap industri pertahanan besar di luar negeri. Kendati demikian Kementerian BUMN terus berupaya memperkuat kapabilitas badan-badan usaha tersebut agar mampu menjadi pemain utama dalam pemenuhan alpalhankam di dalam negeri sekaligus bermain di pasar global.
Bapak Andi Komara mengemukakan bahwa pihaknya berfokus pada peningkatan tingkat komponen dalam negeri dan penguatan ekosistem industri, termasuk pada industri-industri pertahanan yang menjadi binaan Kemenperin. Andi Komara menambahkan, sektor Komersil memiliki potensi yang besar untuk mendukung industri alpalhankam seperti industri maritim, dirgantara, dan wahana tanpa awak.
Prof. Ron Matthews yang bergabung secara daring menjelaskan bahwa globalisasi industri pertahanan di Indonesia masih dihadapkan pada tantangan seperti skala pengadaan alpalhankam yang terbatas, anggaran pertahanan yang kecil, dan litbang yang belum intensif. Ron Matthews menggarisbawahi kesenjangan teknologi merupakan isu yang perlu segera ditindaklanjuti dengan cara menggencarkan litbang di dalam negeri.
Peserta FGD tampak antusiasi dengan topik yang diperbincangkan. Ada banyak pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi. Beberapa isu yang menjadi sorotan diantaranya efektifitas ofset dan alih teknologi, komersialisasi produk industri pertahanan, dan insentif TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) bagi produk-produk alpalhankam.
Di akhir FGD disimpulkan bahwa perlu dirumuskan strategi yang relevan dan efektif yang dapat menindakjuti berbagai tantangan dan peluang dalam globalisasi industri pertahanan.