Jakarta (07/03) – Ketua Bidang Alih Teknologi dan Ofset, Dr. Yono Reksoprodjo, memberikan pemaparan pada Seminar Bilateral Industri Pertahanan ke-5 Indonesia-Perancis. Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, pada 7-8 Maret ini mengambil tema Small and Medium Enterprises (Usaha Kecil dan Menengah) dan dihadiri oleh industri pertahanan Perancis, KKIP, Kementerian Pertahanan, ketiga matra TNI, industri pertahanan swasta, dan instansi dari kementerian/lembaga terkait.
Dirjen Persenjataan Kementerian Pertahanan Perancis (Direction générale de l’armement) selaku penyelenggara mengemukakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk realisasi Perjanjian Kerja Sama Pertahanan antara Indonesia dan Perancis yang ditandatangani pada Juni 2021 lalu. Kegiatan ini juga digelar sebagai tindak lanjut atas kegiatan pameran pertahanan Indo-Defence pada November tahun lalu.
Pada paparannya yang berjudul Mutual B2B Cooperation and Joint Investment Opportunity in the Counter Trade, Local Content, and Offset Obligation on Foreign Defense and Security Equipment Procurement, Dr. Yono Reksoprodjo menjelaskan bahwa setiap pengadaan alpalhankam dari luar negeri mewajibkan adanya ketercapaian ambang batas tertentu nilai imbal dagang, kandungan lokal, dan ofset.
Menurut beliau, UKM yang bergerak di bidang pertahanan asal Perancis dapat menjalin hubungan bisnis dengan industri pertahanan Indonesia melalui implementasi ketiga prasyarat pengadaan di atas. Pemerintah Indonesia juga tengah mengharapkan adanya kemitraan antar industri pertahanan kedua negara yang berjangka panjang dalam setiap pengadaan, alih-alih memanfaatkan kegiatan berbasis proyek yang berjangka pendek.
Dr. Yono menambahkan ekshibisi UKM asal Perancis yang digelar sebagai bagian dari agenda seminar ini merupakan sebuah kesempatan besar untuk mengeksplorasi peluang kerja sama antar industri pertahanan kedua negara. Diharapkan model kolaborasi ini dapat mengakselerasi alih teknologi dan pengetahuan melalui terintegrasinya industri pertahanan Indonesia dengan jejaring rantai pasok global.
Pemaparan Dr. Yono menuai antusiasme dari para peserta, terutama dari UKM pertahanan asal Perancis itu sendiri. Mereka berharap dapat memahami lebih mendalam mekanisme dan komitmen yang diperlukan untuk membangun hubungan bisnis dengan industri pertahanan Indonesia.