Pelaksanaan kegiatan konsinyering 
Bidang Litbangyasa dan Standardisasi KKIP pada tanggal 16-18 November 2022

 

Jakarta (30/11) – Undang-undang nomor 16 tahun 2012 tentang industri pertahanan menekankan perlunya memacu penguasaan teknologi alpalhankam baik dari luar negeri melalui alih teknologi maupun litbangyasa mandiri di dalam negeri. Mengingat masih banyak alutsista yang belum bisa dirancang dan diproduksi di dalam negeri, maka upaya-upaya akuisisi teknologi tersebut menjadi tema sentral dalam kebijakan industri pertahanan nasional.

Berkenaan dengan hal tersebut, pada tahun 2022 ini Bidang Penelitian, Pengembangan, Rekayasa, dan Standardisasi Tim Pelaksana KKIP (Bidang Litbangyasa KKIP) memiliki program kerja Sinkronisasi, Monitoring dan Evaluasi Penguasaan Teknologi Pertahanan. Bidang Litbangyasa menaruh fokus program tersebut pada program Radar, Roket, dan Propelan.

Puncak dari rangkaian agenda bidang litbangyasa tahun ini adalah konsinyering yang diselenggarakan pada tanggal 16-18 November bertempat di Hotel Sari Pacific, Jakarta Pusat. Kegiatan tersebut menghadirkan peserta dari tim pelaksana dan tim ahli KKIP, BRIN, PT. Len Industri, dan tim konsultan yang mendampingi Bidang Litbangyasa untuk menyusun kajian terkait topik program kerja di atas.

Pada hari pertama kegiatan konsinyering, dilaksanakan paparan dari empat orang narasumber. Billy Barokah, dari PT. Len Industri menyampaikan Defend ID beserta IDMRI (Indonesia Defense Manufacture Research Institute) tengah berupaya untuk mewujudkan penguasaan teknologi Roket, Radar dan Propelan yang Tepat Guna. Upaya pengembangan ini menurutnya dapat diselenggarakan dengan memperhatikan adanya hilirisasi produk pertahanan dalam negeri.

Narasumber kedua, Dr. Robertus Heru Triharjanto memaparkan arah dan kebijakan BRIN terkait litbangyasa roket, SAR, dan propelan. Robertus menerangkan ada kemajuan yang berarti dalam penguasaan teknologi ketiganya. Kendati demikian, masih ada beberapa kendala yang menghambat seperti pendanaan, rantai pasok, sumber daya manusia, dan dukungan fasilitas.

Narasumber ketiga, akademisi pakar teknologi pertahanan asal Universitas Pertahanan, Romie Bura Oktovianus, PhD menyajikan paparan berjudul Peran Strategis Perguruan Tinggi Sebagai Think Tank Dalam Mewujudkan Sinergi Penguasaan Teknologi Roket, Radar dan Propelan Melalui Skema Kerjasama Riset. Romie menggarisbawahi setidaknya dua poin penting. Pertama, penciptaan ekosistem sebagai landasan kebijakan industri pertahanan, termasuk kebijakan litbangyasa. Kedua, intensifikasi kapasitas perguruan tinggi dalam akuisisi teknologi, termasuk litbangyasa berbagai produk industri pertahanan.

Pada hari kedua konsinyering, tim konsultan memaparkan hasil kajiannya terhadap litbangyasa ketiga program tersebut. Tim konsultan menguraikan dengan terperinci aspek-aspek yang mesti diperhatikan dari ketiga program tersebut hingga sejumlah rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti.

Dalam komentar penutupnya, pimpinan konsinyering sekaligus Ketua Bidang Litbangyasa KKIP, Dr. Yoedhi Swastanto, MBA, menyampaikan bahwa hasil kajian ini nantinya akan menjadi dasar penyusunan kebijakan litbangyasa dan standardisasi industri pertahanan nasional.

Translate »