Foto bersama peserta Konsinyering Penyusunan Rencana Induk Industri Pertahanan

 

Jakarta (07/11) – Bidang Perencanaan Tim Pelaksana (Bidren) KKIP dengan sukses menggelar Konsinyering Penyusunan Rencana Induk Industri Pertahanan pada tanggal 26-27 Oktober lalu. Pertemuan yang diselenggarakan di Hotel Borobudur, Jakarta, ini merupakan penutup rangkaian kegiatan penyusunan Rencana Induk Industri Pertahanan pada tahun 2022.

Rencana induk merupakan sebuah dokumen perencanaan yang strategis dan berjangka panjang serta mengikat komitmen lintas pemangku kepentingan. Oleh karena itu Bidren KKIP merancang kegiatan tersebut agar merepresentasikan sebaik mungkin kompleksitas triple helix industri pertahanan.

Hadir pada kegiatan tersebut diantaranya adalah perwakilan dari Keasdepan Bidang Industri Manufaktur KemenBUMN, Direktorat Hankam Bappenas, Direktorat Hukum dan Perjanjian Polhankam Kemlu, Direktorat Vokasi Kemdikbudristek, Direktorat IMATAP Kemenperin, Direktorat PKRTI BRIN, Kedeputian Hanneg Kemenkopolhukam, Universitas Pertahanan Republik Indonesia, Srena TNI AD, Srena TNI AL, Srena TNI AU, PT. Len Industri, PT. Pindad, PT. PAL Indonesia, PT. Dirgantara Indonesia, PT. Dahana, dan tentunya dari jajaran lintas bidang tim pelaksana KKIP, Tim Ahli KKIP, dan sekretariat KKIP.

Ketua Bidang Perencanaan KKIP, Laksda TNI (Purn) Darwanto, S.H., M.A.P, dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar konsinyering tersebut bisa menjadi wadah yang mengkonsolidasikan pemikiran dan spirit para pihak untuk mewujudkan kemandirian industri pertahanan. “Saya berharap, naskah (rencana induk) ini bisa dituntaskan tahun ini agar kedepannya (penyelenggaraan) industri pertahanan kita semakin terarah dan maju, karena kita punya potensi untuk mewujudkan itu” ujar Laksda TNI (Purn) Darwanto

Sesi pembukaan Konsinyering Penyusunan Rencana Induk Industri Pertahanan. 
Dari kanan ke kiri: Laksda TNI (Purn) Darwanto selaku 
Ketua Bidang Perencanaan KKIP, S.H., MA.P, 
Kolonel Laut (KH) Dr. Danny Zulkarnaen, M.H., selaku Staf Bidang Perencanaan KKIP, dan 
Ir. Aris Wibowo selaku Direktur Utama PT. Asri Panca Teknik

Sejak awal tahun lalu, sejumlah pertemuan telah diselenggarakan dalam rangka menghimpun data untuk penyusunan dokumen. Tercatat lebih dari 30 rapat tim kerja digelar Bidren KKIP sejak awal tahun 2022. Hal ini diutarakan ketua panitia pelaksana yang juga sekaligus Staf Bidren KKIP, Kolonel Laut (KH) Danny Zulkarnaen, M.H. pada sambutannya di hari pertama konsinyering. “Kami sudah berjibaku dengan rapat-rapat intensif sebelum konsinyering ini digelar dan sekarang semuanya dipertemukan pada forum ini agar bersama-sama kita finalisasi draft renduk ini” demikian disampaikan Kolonel Laut (KH) Danny Zulkarnaen.

Ir. Aris Wibowo, M.M., Direktur Utama PT. Asri Panca Teknik, selaku konsultan bidren dalam penyusunan dokumen Rencana Induk memaparkan sejumlah kemajuan pengerjaan yang telah dicapai. Beliau menawarkan pendekatan yang komprehensif dalam menyajikan data-data dan inisiatif kebijakan yang tertuang dalam dokumen tersebut. Berkaca pada realitas industri pertahanan nasional saat ini, Aris berkeyakinan bahwa Rencana Induk mesti diawali perencanaan tata kelola secara umum, baru kemudian diikuti perencanaan pada produk-produk yang ingin dikembangkan.

Dimoderatori oleh Kolonel Laut (KH) Danny Zulkarnaen dan Bapak Sena Maulana, M.Si(Han), sesi diskusi pada hari pertama berlangsung hangat sejak dimulai pada pukul 10.00 WIB. Saran koreksi, tanggapan konfirmatif, dan masukan pengayaan terus diterima dari para peserta hingga pukul 16.30 WIB.

Kabid Litbangyasa dan Standardisasi KKIP, Letjen TNI (Purn) Dr. Yoedhi Swastanto, M.B.A, misalnya meminta agar dipastikan muatan rencana induk tidak melewati koridor kewenangan KKIP. Sementara itu, pakar pertahanan asal Universitas Pertahanan, Romie Bura, Ph.D menyarankan agar uraian pendahuluan diperluas dari sebatas masalah keamanan.

Sejumlah saran koreksi dikemukakan diantaranya dari Bapak Rangga Jantan dari Bappenas, tentang masih terbatasnya uraian kerangka waktu perencanaan yang notabene dominan dalam dokumen perencanaan. Feby Johan, dari PT. Len, meminta agar ditinjau kembali kelayakan klaster-klaster program prioritas yang coba diusulkan tim konsultan.

Aloysius Selwas Taborat dari Ditjen HPI Kemlu menambahkan ada beberapa aspek hubungan luar negeri serta tinjauan lingkungan strategis yang bisa dielaborasikan lebih lanjut dalam dokumen Rencana Induk. Hal senada juga dikemukan Bapak Sena Maulana, M.sT(Han) dari KKIP yang menekankan akan pentingnya gambaran situasi lingkungan strategis saat ini yang menciptakan tantangan dan hambatan pada alih teknologi dan offset.

 

Feby Johan, dari PT. Len Industri, menyampaikan pendapatnya 
pada salah satu sesi diskusi hari pertama Konsinyering

Konsinyering pada hari pertama diperuntukkan untuk membahas bab tinjauan umum yang terdiri atas tinjauan lingkungan strategis, tinjauan yuridis, tinjauan kelembagaaan KKIP, tinjauan ekosistem, dan tinjauan pemenuhan kebutuhan serta bab kebijakan strategis dan sasarannya. Pada bahasan-bahasan ini diuraikan makna investasi pertahanan dan kemandirian sebagai pilar kebijakan industri pertahanan serta turunan-turunan inisiatifnya yang menjadi parameter bagi program kerja para pemangku kepentingan industri pertahanan kedepannya.

Konsinyering hari kedua menghadirkan diskusi yang tidak kalah intensif dengan dipandu oleh Kolonel Adm Deni Kusnadi, Kolonel Cpl Achmad Imron, dan Kolonel Laut (KH) Danny Zulkarnaen, M.H. Para peserta mengomentari seputar kemajuan dan perencanaan sepuluh program prioritas industri pertahanan dan kerangka kerja implementasi Rencana Induk.

Rina Moreta dari Kementerian BUMN mengingatkan agar ditinjau kembali inisiatif GOCO (Government Owned Contractor Operated) untuk menindaklanjuti kendala pembiayaan fasilitas pada program propelan. Kolonel Kal Nanto Nurhuda, SM juga mengemukakan, kendati belum ada arahan selanjutnya untuk program pesawat tanpa awak, program tersebut tetap harus berada dalam kerangka perencanaan industri pertahanan.

 

Romie Bura, Ph.D, dari Universitas Pertahanan Republik Indonesia, 
menyampaikan pendapatnya pada salah satu sesi diskusi hari kedua Konsinyering

 

Wahyu Jaya dari PT. PAL Indonesia dan IGN Sudira dari PT. Dirgantara Indonesia sependapat bahwa kontinuitas pemesanan dari pengguna adalah satu-satunya jalan agar kapabilitas sumber daya manusia dan sarana-prasarana terberdayakan. Santosa Yudo dari BRIN menambahkan bahwasanya ekosistem industri pertahanan ditopang oleh pengembangan yang berkesinambungan yang salah satunya didukung melalui pendayagunaan industri pertahanan dalam negeri dalam pemenuhan Alpalhankam nasional.

Tanggapan terus mengalir dari seluruh peserta hingga pukul 17.00 WIB. Penyelenggara mencatat lebih dari seratus enam puluh poin masukan revisi diterima oleh tim konsultan. Ketua panitia, Kolonel Laut (KH) Danny Zulkarnaen, M.H., menjanjikan dalam dua minggu kedepan naskah rancangan final dapat terrealisasi.

Pada sesi penutup, Laksda TNI (Purn) Darwanto mengakui tantangan yang besar menanti di masa-masa mendatang ketika Rencana Induk Industri Pertahanan masuk ke tahap pengesahan dan pelaksanaan. “Oleh karena itu, kita akan mantapkan proses bisnis antar stakeholders, dimulai dari antar bidang pada tim pelaksana hingga antar anggota KKIP dan industri pertahanan” pungkas Laksda TNI (Purn) Darwanto.

Translate »