Jajaran pimpinan pada tim pelaksana, tim ahli, 
dan sekretariat KKIP menghadiri FGD Tim Ahli KKIP pada Selasa, 4 Oktober 2022


Jakarta (05/10) – Tim Ahli KKIP pada Selasa, 4 Oktober 2022, menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Pemberdayaan Industri Pertahanan dan Ekosistemnya Bidang C5ISR dan NCW. Kegiatan tersebut dipimpin oleh Staf Ahli KKIP Bidang Pertahanan Siber, Prof. Dr. Suhono Harso Supangkat, M.Eng dan dihadiri oleh jajaran tim pelaksana KKIP, TNI, Polri, serta perwakilan kementerian dan lembaga anggota KKIP.

Membuka FGD, Prof. Suhono menerangkan arti penting siber dalam kapabilitas pertahanan negara di era modern sekarang ini. Hal ini terlihat dari ditambahkannya cyber defense kedalam C4ISR (command, control, communications, computers, intelligence, surveillance, and reconnaissance) menjadi C5ISR. Selain itu militer Indonesia juga kini tengah dihadapkan untuk membangun kemampuan menghadapi perang masa depan yang berbasis Network Centric Warfare.

Narasumber pertama, Kolonel Lek Emil Syarif Fachrie dari Skomlek TNI memaparkan secara umum ada sejumlah kebutuhan perangkat C5ISR dan NCW untuk mendukung interoperabilitas dalam rangka pelaksanaan tugas TNI, diantaranya backbone penunjang C5ISR dan NCW, perangkat NCW gateway, perangkat backbone link, dan perangkat kotama ops dan satgas ops.

Diwakili oleh Direktur Teknologi Tazar Marta Kurniawan, PT. LEN Industri selaku salah satu leader dalam industri C5ISR/NCW nasional menjelaskan masih ada begitu banyak kendala dan tantangan dalam penyelenggaraan industri pertahanan nasional. Kendati demikian, PT. Len sudah mempunyai Grand Arsitektur Network Centric Warfare dan Konsepsi Digital Twin sebagai enabler untuk implementasi NCW.

Narasumber ketiga, Adi Sasongko, dari PT. Infoglobal, memaparkan bahwa perusahaannya sudah menguasai teknologi dan fasilitas manufaktur yang diperlukan untuk menghasilkan produk-produk penunjang C5ISR/NCW. Adi menyampaikan bahwa perusahaannya memiliki produk andalan berupa sistem avionik, surveillance and control, dan defence applications software.

Narasumber keempat, Bobby Adhityo Rizaldi dari Komisi 1 DPR mengemukakan DPR siap dalam mendukung pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri yang bergerak dalam bidang C5ISR/NCW. Komisi 1 DPR dapat menindaklanjutinya dalam bentuk rapat kerja dengan kementerian/lembaga terkait, rapat dengar pendapat dengan pejabat pemerintah, rapat dengar pendapat umum, rapat kerja gabungan, dan kunjungan kerja ke badan-badan usaha terkait.

Para peserta diskusi mengharapkan ada upaya koordinasi dan sinergi lintas pemangku kepentingan untuk mewujudkan visi kemandirian pemenuhan alpalhankam berbasis C5ISR/NCW. Secara umum seluruhnya sepakat bahwa realisasi cita-cita tersebut hanya dapat dilaksanakan bila kapabilitas C5ISR/NCW Indonesia diberdayakan pada tingkat ekosistem dan ada komitmen kolektif baik pengguna, produsen, pemerintah, maupun komunitas professional.

Menutup diskusi, Prof. Suhono menyampaikan masukan dari para peserta merupakan masukan berharga bagi staf ahli KKIP yang kini tengah menyusun kajian tentang ekosistem industri pertahanan. Diharapkan, dalam waktu dekat staf ahli KKIP dapat mempersembahkan sebuah dokumen yang dapat menjadi acuan bagi para pihak untuk menstimulasi kemampuan C5ISR dan NCW nasional.

Translate »