Bidang Perencanaan KKIP menggelar rapat bersama BRIN pada Kamis, 22 September 2022


Jakarta (23/09) – Tim Kerja Perencanaan Strategis Industri Pertahanan bentukan Bidang Perencanaan Tim Pelaksana KKIP kembali menggelar rapat pada 22 September 2022. Pertemuan kali ini mendengarkan paparan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan topik Rencana Riset dan Inovasi Nasional di Bidang Industri Pertahanan.

Mewakili BRIN, Ir. Santosa Yudo Warsono, M.T. dari Direktorat Perumusan Kebijakan Riset, Teknologi, dan Inovasi, menyatakan pada awal paparannya bahwa penguasaan teknologi adalah pondasi terpenting dalam kemandirian industri pertahanan nasional. Beliau menjabarkan ada berbagai skenario penguasaan teknologi, diantaranya: riset mandiri, pengembangan bersama, produksi bersama, produksi dan lisensi dari luar negeri dan pengadaan langsung dari luar negeri.

Santosa menegaskan agar penguasaan teknologi dapat berlangsung optimal, maka segala aspeknya mesti dipersiapkan dengan matang. “Kita perlu bangun kesiapan sumber daya manusia, infrastruktur, riset, pendanaan, dan kebijakan” ujar Santosa.

BRIN mengklaim sejumlah kegiatan pengembangan produk Alpalhankam prioritas telah didukung oleh organisasi-organisasi risetnya, diantaranya pada program Roket RHan 122B, Satelit Militer, dan PUNA MALE.

Guna menciptakan iklim riset dan inovasi yang kondusif pada program-program di atas dan program lainnya di masa mendatang, BRIN sudah menyusun sejumlah kebijakan riset dan inovasi. Pilar kebijakan riset dan inovasi adalah tripartit pemerintah, industri, dan akademisi

Cuplikan layar presentasi daring BRIN pada rapat tim kerja Bidren KKIP

 

Dalam penjelasan lebih lanjut, Santosa mengemukakan bahwasanya salah satu tantangan dunia riset dan inovasi Indonesia adalah rendahnya critical mass. Sebagai solusi, perlu ada kolaborasi global dan pelaku usaha baik dalam dan luar negeri yang terwadahi dalam open platform.

Difusi berbagai organisasi riset milik pemerintah kedalam BRIN menuai sejumlah pertanyaan dari peserta rapat akan prospek lembaga tersebut untuk mewadahi program-program riset, terutama yang berkenaan dengan pertahanan. Berkenaan dengan hal tersebut, Santosa mengutarakan “ada enam bentuk tindak lanjut yang bisa didukung oleh BRIN, diantaranya pemetaan sumber daya, mobilitas SDM iptek, integrasi riset-inovasi, asesmen teknologi, focal point, dan harmonisasi kebijakan”.

Menutup diskusi, BRIN merekomendasikan enam poin untuk KKIP, yaitu: penetapan komponen, bahan baku utama, teknologi kunci, dan strategi penguasaan teknologi; pemetaan kebutuhan SDM dan infrastruktur; monitoring perkembangan capaian secara periodik; masih dalam proyek strategis nasional; litbang masuk dalam perhitungan TKDN; dan membentuk knowledge center yang melibatkan triple helix industri pertahanan.

Translate »