Jakarta (31/08) – Tim Kerja Perumusan Rencana Induk dan Peta Jalan Industri Pertahanan 
menggelar rapat intensif dengan PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) secara daring hari ini.

 

Jakarta (31/08) – Tim Kerja Perumusan Rencana Induk dan Peta Jalan Industri Pertahanan menggelar rapat intensif dengan PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) secara daring hari ini.

Tim kerja bentukan Bidang Perencanaan Tim Pelaksana KKIP tersebut bermaksud menghimpun dan memperbaharui data kemajuan dan rencana pengembangan sejumlah Alpalhankam di perusahaan yang dulunya dikenal dengan nama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (PT. IPTN) tersebut.

PT. DI sendiri adalah pemadu utama (lead integrator) pada industri pesawat tempur, pesawat tempur tanpa awak (PTTA), dan peluru kendali.

Staf pengembangan bisnis PT. DI, Sulistijono, didampingi jajaran manajer dan tim teknis mengemukakan dari ketiga program di atas, hanya peluru kendali yang sejauh ini berjalan sesuai rencana. “Program (pesawat tempur) KFX/IFX masih belum berlanjut, program rudal berjalan sesuai rencana, dan program PTTA MALE (medium altitude long endurance) terhenti untuk sementara.”

Kendati demikian PT. DI tetap memiliki perencanaan yang jelas dan sistematis yang bisa diproyeksikan hingga tahun 2045. Untuk program pesawat tempur misalnya, hingga tahun 2026 diagendakan pengembangan teknologi. PT. DI menyampaikan, agar instruksi Presiden Joko Widodo untuk melanjutkan kembali program KFX/IFX  dapat dilaksanakan, maka terlebih dahulu hendaknya dituntaskan kendala cost sharing dengan KAI Korea Selatan dan memberikan arahan yang jelas terkait arah program tersebut kedepannya.

Sementara itu, Kepala Program PTTA MALE PT. DI, Bona Fitrikananda, menerangkan hingga tahun 2027 program PTTA berfokus pada pembangunan dan pengembangan teknologi. Meskipun program tersebut kini tertunda akibat perubahan organisasi pemimpin konsorsium pengembangannya, sejumlah kemajuan terkonfirmasi telah tercapai jika dibandingkan dengan apa yang disampaikan PT. DI pada rapat serupa di tahun lalu.

Cuplikan layar presentasi Program PTTA MALE oleh PT. Dirgantara Indonesia

Perkembangan program peluru kendali sampai saat ini masih on the track. Pengujian-pengujian terhadap produk rudal permukaan ke permukaan hasil rekayasa terbalik rudal C-705 Cina berhasil terselenggara. Dengan demikian ada prospek positif mulai tahun 2025 PT. DI sudah bisa menginisiasi pengembangan rudal permukaan ke darat.

Paparan peta jalan ketiga program Alpalhankam tersebut menuai diskusi menarik dari peserta rapat. Kolonel Laut (Purn) Victor Ngadi, SM mencoba mengusulkan ide skenario pengalihan biaya cost share senilai puluhan Triliun untuk pembangunan dan pengembangan PT. DI itu sendiri. Nominal yang masif tersebut diestimasikan akan melejitkan kapabilitas perusahaan untuk mengembangkan dan memproduksi alpalhankam.

Pimpinan rapat, Laksda TNI (Purn) Darwanto, S.H., M.A.P mengakui bahwa biaya dan anggaran merupakan tantangan tradisional dalam penyelenggaraan industri pertahanan. Beliau berharap perkiraan kebutuhan biaya untuk memastikan realisasi ketiga program pada PT. DI dapat dibincangkan lebih lanjut pada forum dengan skala lebih besar.

Terlepas dari berbagai dinamika, satu komitmen yang harus ditekankan adalah “peta jalan berarti harus dijalankan, kalau tidak jalan bukan peta jalan namanya” pungkas Laksda TNI (Purn) Darwanto, S.H., M.A.P  sembari menutup rapat.

 

 

DEVINDRA OKTAVIANO – Staf Sekretariat KKIP. Email: devin.oktaviano@outlook.com

Translate »