Tulisan Artikel Juara Kedua Lomba Blog Nasional KKIP dengan tema ” Imajinasi anda mengenai Industri pertahanan Nasional 10 tahun yang akan datang.
” oleh Muhammad Iqbal
*Bagian 2
Peran Komite Kebijakan Industri Pertahanan(KKIP) sangat diperlukan dalam melanjutkan pertumbuhan industri pertahanan. Sesuai dengan visi dan misi dari presiden dan Kementrian Pertahanan RI, KKIP membantu menargetkan MEF pada sejumlah industri pertahanan lokal seperti PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT PAL. KKIP mengacu pada Undang-undang No. 16 tahun 2012 dan peraturan perundang-undangan terkait cita-cita memiliki industri pertahanan yang maju, kuat, mandiri, dan berdaya saing.
Riset juga melihat sejumlah lembaga penelitian litbang dalam hal transfer ilmu pengetahuan dan teknologi pada program nasional. Khususnya mempersiapkan sistem pertahanan yang bersaing di masa depan Terakhir tentunya melanjutkan sejumlah kerja sama dalam pengembangan alutsista dari radar hingga pengembangan pesawat jet semi siluman KFX/IFX.
Membangun pertahanan jadi tugas wajib karena saat ini alutsista TNI sudah mulai termakan zaman. Ada banyak ancaman yang datang saat ini atau masa depan. Kasus Laut Natuna, pesawat atau kapal asing masuk ke wilayah teritorial Indonesia, hingga tindakan separatis butuh alutsista canggih. Mulai dari mengamankan hingga meredam khususnya yang sifatnya mengganggu kedaulatan RI.
Tak berhenti di situ saja, ada gangguan lainnya yang sifatnya mendukung, seperti aksi kemanusiaan. Apalagi sejumlah peralatan keamanan sering digunakan dalam proses evakuasi dan distribusi pasca bencana alam. Bahkan penyelundupan barang terlarang bisa digagalkan dengan alutsista canggih khususnya di daerah perbatasan. Di masa depan makin berkembang lagi, penanggalan cyber attack dibutuhkan peralatan canggih dan SDM unggul di bidang tersebut. Butuh revolusi dan tindakan cepat dalam menanganinya.
Potensi besar Industri Pertahanan Lokal yang berdaya saing
Kemajuan yang paling signifikan dari perusahaan pertahanan lokal adalah proses pengembangan drone MALE, artileri, dan Sentry Gun berbasis Unmanned Ground Combat Vehicle (UGCV). Proses pengembangan sedang dilakukan dan bahkan punya keunggulan bersaing terhadap adaptasi teknologi di masa depan.
Tak hanya itu saja, ada realisasi lain yang sedang dipersiapkan dan digarap dalam ketahanan persenjataan milik TNI. Mulai dari menciptakan senjata laser, sistem senjata jarak jauh, sistem pertahanan optronic terpadu, Gyrocopter, dan tentu saja Flapping Bird. Total ada lebih dari tujuh perusahaan pertahanan nasional yang mampu menghasilkan produk alutsista berkualitas dan bersaing di level internasional. Berikut sejumlah perusahaan dan produk andalannya:
Produk yang sudah dipamerkan ialah Purwarupa Drone MALE (Medium Altitude Long Endurance) yang mampu melakukan sejumlah misi rahasia berbasis ISR (Inteligence, Surveilance, and Reconnaisance). Konsepnya tanpa awak yang sudah dikembangkan sejak tahun 2015 melalui konsorsium Kementrian Pertahanan, TNI-AU, BPPT, LAPAN, ITB, PTDI, dan PT Len Persero.
[ Masih Berlanjut... ]