Siapa yang tidak mengenal PT PINDAD? Perusahaan spesialis pembuat produk militer untuk kebutuhan dalam dan luar negeri ini bukan sekedar perusahaan bisa. Perusahaan ini memiliki sejarah panjang dalam perkembangan senjata di Indonesia.

Semua berawal pada 1 Januari 1808, didirikan bengkel peralatan senjata Artillerie Constructie Winkel di Surabaya yang diprakarsai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman William Daendles. Tujuan didirikannya ini awalnya hanya menjadi bengkel peralatan senjata, sampai akhirnya berkembang menjadi sebuah pabrik pembuat senjata dan mengalami perubahan nama serta kepemilikan. Sesudah mengalami banyak perubahan pada tahun 1923 pabrik kemudian dipindahkan ke Bandung.

Pasca kemerdekaan Indonesia, tepatnya di tahun 1950, pabrik ini kemudian diserahkan ke pemerintahan Indonesia. Saat itu pemerintah Indonesia memberi nama Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM). Lokasi pabrik sendiri adalah lokasi yang masih digunakan PT PINDAD sekarang di Bandung.

 Saat ini, PT PINDAD mengalami banyak kemajuan pesat. Perusahaan industri dan manufaktur yang mengkhususkan membuat produk militer ini sudah mempekerjakan 3.000 karyawan.

Proses produksi PT PINDAD sendiri dilaksanakan di dua tempat. Yang pertama untuk divisi amunisi berada di Turen Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pabrik ini menempati luas lahan mencapai seratus enam puluh hektar. Selain Malang, tempat kedua untuk divisi senjata, divisi mekanikal, divisi elektrikal, divisi forging & casting,  Unit Bisnis Toko Perlengkapan, Unit Bisnis Stamping, dan Unit Bisnis Laboratorium, semuanya ditempatkan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Luasannya sendiri mencapai enam puluh enam hektar.

Produk yang dihasilkan PT PINDAD sendiri sangat banyak, berikut ini adalah senjata yang sudah dibuat oleh PT PINDAD.

 

a. Senapan Serbu (SS)

Senapan Serbu 1, pertama kali diperkenalkan pada tahun 1991. Senapan ini diproduksi PT PINDAD berdasarkan senapan FN FNC dengan lisensi dari perusahaan senjata Fabrique Nationale (FN) yang berasal dari Belgia. Senapan ini ini menggunakan peluru kaliber 5,56 x 45 mm standar dari NATO yang memiliki berat kosong 4,01 kg. Senapan ini menjadi senjata standar dari TNI dan POLRI.

SS-1 diproduksi dalam dua konfigurasi utama, yaitu senapan standar dan karabin pendek. Untuk versi senapan standar disebut SS1-V1 (FNC “Standard” Model 2000), sedangkan untuk karabin disebut SS1-V2 (FNC “Short” Model 7000).

Kedua varian tersebut dilengkapi dengan laras yang berisi pelintiran tembakan tangan kanan sepanjang 178 mm (untuk stabilisasi mengantisipasi peluru SS109 Belgia yang lebih berat). Selain itu juga, SS-1 bisa dipasang berbagai attachment seperti Foregrip yang bisa merubahnya seperti model Standar M4A1 tanpa Red Dot Sight, varian Pelontar Granat (M203, M320 / GP25) dan berbagai Scope seperti Red Dot Sight, Holographic Sight dan ACOG Sight serta Mars Sight yang scopenya sudah menempel di senjata.

Berikut ini adalah varian dari SS-1 dengan berbagai macam dan model:

 

  • SS1-V1 — Varian dasar bagi SS1. Laras standar dengan popor lipat.
  • SS1-V2 — Varian pendek dari SS1, larasnya diperpendek.
  • SS1-V3 — Varian standar dengan popor tetap.
  • SS1-V4 — Serupa dengan varian V1, ditambah dengan teleskop.
  • SS1-V5 — Varian terkecil dari semua varian dengan laras 252 mm dan berat 3,37 kg dan popor lipat. Dirancang untuk teknisi, operator artileri, kru tank, pasukan garis belakang, dan pasukan khusus.
  • SS1-R5 Raider — Sub varian V5 yang dirancang khusus untuk pasukan khusus terbaru TNI Raider. R adalah kependekan dari Raider dan R5 dibuat khusus untuk batalyon ini saja. SS1-R5 memiliki rancangan lebih ramping dan ringan.
  • SS1 seri M — Dibuat khusus untuk korps Marinir. Dengan proses pengecatan spesial untuk menahan air laut dan tidak mudah berkarat. Varian ini dirancang untuk tetap dapat digunakan setelah masuk lumpur atau pasir. Terdapat tiga varian: M1 dengan laras panjang dan popor lipat; M2 dengan laras pendek dan popor lipat; dan M5 Commando.
  • Sabhara V1-V2 — Pengembangan varian ini diperuntukan khusus untuk kepolisian, memiliki kemampuan melumpuhkan bukan membunuh. Varian ini menggunakan peluru 7,62 x 45 mm PT PINDAD.

 

Dalam perkembangannya PT PINDAD mengembangkan SS-2. SS-2 pertama kali diproduksi pada tahun 2005.  SS2 ini memiliki desain yang lebih ergonomis. Tidak hanya itu SS-2 juga tahan terhadap kelembaban tinggi, lebih ringan, serta memiliki akurasi yang lebih baik.

Senapan ini menggunakan peluru kaliber 5.56 x 45 mm standar NATO dan memiliki berat kosong 3,8 kg, sebagai catatan SS1 varian awal memiliki berat kosong 4,01 kg. Pada tahun 2006TNI-AD membeli 10.000 pucuk senapan SS2. Pada awalnya tersedia dalam tiga versi dasar (standard rifle SS2-V1, carbine SS2-V2 dan para-sniper SS2-V4) sekarang ini juga tersedia dalam subcompact versi SS2-V5, yang dikenalkan pada tahun 2008.

Selain SS-2, PT PINDAD juga berhasil mengembangkan SS-3. SS-3 hadir dengan kaliber 7.62 x 51 mm yang lebih besar bila dibandingkan dengan pendahulunya. SS-3 di desain untuk menjadi Main Battle Rifle dalam pertempuran yang dapat diandalkan pada berbagai skenario pertempuran. SS-3 memiliki panjang laras 500 mm, dengan jarak tembak efektif 400 meter menggunakan pisir serta 800 meter dengan menggunakan optik. Mekanisme gas operated tetap dipertahankan pada varian ini, yang dikombinasikan dengan magasen dengan kapasitas 20 peluru.

 

 

[Masih Berlanjut...]
Translate »