Tulisan Artikel Juara PertamaLomba Blog Nasional KKIP dengan tema ” Imajinasi anda mengenai Industri pertahanan Nasional 10 tahun yang akan datang.
” oleh Muhammad Fadel Dwi Nugraha
*Bagian 2
Akan seperti apa prospek Industri Pertahanan di tahun 2030 ?
Dalam membayangkan industri pertahanan di tahun 2030 atau 10 tahun mendatang, perlu melibatkan data dan fakta serta arahan Pak Presiden saat ini tentang industri pertahanan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, anggaran untuk Kemhan setiap tahunnya relatif naik dan mendapatkan porsi anggaran terbanyak dibandingkan kementerian lain. Fokus utama dalam industri pertahanan terdiri dari empat garis besar, yaitu wahana darat (PT PINDAD), wahana laut (PT PAL), wahana udara (PT Dirgantara Indonesia), dan sistem kontrol. Imajinasi tentang 10 tahun mendatang akan diuraikan berdasarkan empat garis besar.
- Wahana Darat
Dalam merajai wahana darat, PT PINDAD bekerja secara maksimal untuk menghadirkan produk-produk pertahanan darat yang berkualitas dan mumpuni. PT PINDAD telah memproduksi berbagai senjata, munisi, kendaraan khusus, dan bahan peledak komersial untuk dijual ke pelbagai stakeholder, termasuk Kementerian Pertahanan, Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), dan TNI. Berbagai pencapaian telah disematkan ke PT PINDAD, antara lain mengekspor senapan serbu ke Bangladesh dan Uni Emirat Arab (UEA), kendaraan lapis baja Anoa ke Brunei Darussalam, Pakistan, dan Timor Leste, dan senapan SS2-V4 yang meraih penghargaan dalam ajang Australian Army of Skill Arms at Meeting (AASAM) 2019.
Dengan segala pencapaian yang dihasilkan oleh PT PINDAD dalam beberapa tahun terakhir, industri pertahanan di wahana darat ini perlu memobilisasi lebih ekstra lagi untuk menuju tahun 2030. Anggaran untuk wahana darat sebesar Rp 4,59 triliun ini harus dimanfaatkan untuk menciptakan produk baru yang mumpuni. Pengembangan komponen tank dapat dilakukan dengan menginstalasi robotika dengan tingkat otonom yang tinggi untuk menciptakan tank tanpa awak. Tank model ini telah diterapkan oleh negara Inggris, Rusia, dan RRT, bahkan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) telah menguji coba di Surabaya, tetapi belum diproduksi oleh industri pertahanan. Hal lain yang bisa dianggarkan dari Rp 4,59 triliun adalah menciptakan dan memproduksi transformation tank. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan menganalisis big data dan robotika pada tank. Tank yang didesain dapat berubah menjadi robot raksasa (giant robotic tank) untuk keadaan tertentu. Model ini terinspirasi dari film transformers. Selain alat pertahanan berupa tank, pemanfaatan printer 3D dapat mempercepat proses produksi alat-alat pertahanan darat. Bukan hal mungkin, dengan anggaran penelitian dan pengembangan sebesar Rp 2,41 triliun dan wahana darat sebesar Rp 4,59 triliun dapat menciptakan dan memproduksi tank-tank mutakhir dan mumpuni untuk wahana darat dari PT Pindad.
[ Masih Berlanjut... ]