Tulisan Artikel Juara Kedua Lomba Blog Nasional KKIP dengan tema ” Membangun daya saing industri pertahanan Indonesia di pasar internasional.” oleh Salohot Nasution
*Bagian 1
————————————————————————————————————————————————————————-
Industri pertahanan RI kini mulai menggeliat, jumlah ekspornya sejak tahun 2015-2018 mencapai $284,1. Data tersebut disampaikan oleh Laksda TNI Agus Setyadi selaku Kepala Badan Sarana Pertahanan di Kementerian Pertahanan melalui komentar yang diterbitkan oleh Kementerian Pertahanan RI pada tanggal 22 November 2019 lalu.
Ada 4 perusahaan yang berkontribusi terhadap jumlah ekspor tersebut yaitu PT Dirgantara Indonesia (perusahaan kedirgantaraan), PT PAL (produsen kapal), PT Lundin, serta PT Pindad (spesialis alutsista darat). Jumlah ekspor sebesar $161 juta berasal dari PT Dirgantara Indonesia melalui penjualan pesawat angkut type CN-235 dan NC-212 ke negara Senegal, Vietnam, dan Thailand. Jumlah ekspor sebesar $86,9 juta berasal dari PT PAL melalui penjualan dua unit Strategic Sealift Vessels ke Filipina.
Jumlah ekspor sebesar $32, 6 juta berasal dari PT Pindad melalui penjualan amunisi, senjata dan kendaraan tempur ke negara Asia Tenggara, Afrika, Arab, Korea Selatan, Nigeria dan Timor Leste. Jumlah ekspor sebesar $3,6 juta berasal dari PT Lundin melalui penjualan kapal patroli berukuran kecil ke Swedia dan Rusia.
Jumlah Ekspor Industri Pertahanan Indonesia (infografias : indodefence.com/)
Dari data hasil ekspor tersebut setidaknya memberikan 2 indikator penting, yaitu : Pertama, produk industri pertahanan Indonesia mampu menembus pasar internasional. Kedua, produk industri pertahanan Indonesia mempunyai peluang bersaing di pasar internasional.
Tentu saja hal ini menggembirakan mengingat tidaklah mudah menembus dan bisa bersaing di pasar internasional. Tentu saja kedepannya nanti diupayakan untuk meningkatkan jumlah ekspor industri pertahanan lebih besar lagi. Jumlah ekspor bisa ditingkatkan ketika produk industri pertahanan Indonesia memenangkan persaingan dan menguasai ceruk pasar internasional yang besar. Oleh karena itu diperlukan strategi untuk memenangkan pasar internasional.
Agar produk industri pertahanan Indonesia bisa memenangkan persaingan pasar internasional dengan melakukan 6 (enam) strategi berikut :
- Mengamati Pasar dan Mengenali Pesaing
Pesaing industri pertahanan Indonesia di pasar internasional yaitu negara Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Perancis dan Jerman. Kelima negara tersebut adalah negara yang menguasai pasar ekspor industri pertahanan internasional, dengan urutan sebagai berikut. Di urutan pertama diraih oleh Amerika Serikat dengan pangsa pasar 33 persen. Urutan kedua Rusia dengan pangsa pasar 23 persen. Urutan ketiga Tiongkok dengan pangsa pasar 6,2 persen. Urutan keempat Perancis dengan pangsa pasar 6 persen. Urutan kelima Jerman dengan pangsa pasar 5,6 persen.
Negara Pengekspor Senjata di Dunia (infografis : id.rbth.com/)
Adapun produk industri pertahanan yang diekspor kelima negara tersebut, antara lain : pesawat, helikopter, satelit, kapal, kapal selam, tank, sistem pertahanan misil, kendaraan lapis baja mesin dan roket. Dari data ini sudah diketahui siapa yang menjadi pesaing dan apa produk yang bisa bersaing di pasar internasional. Dengan demikian industri pertahanan Indonesia sudah memiliki rencana produk yang akan dihasilkan, yang nantinya akan ditawarkan di pasar internasional.
[Masih Berlanjut...]