Tulisan Artikel Juara Pertama Lomba Blog Nasional KKIP dengan tema ” Membangun daya saing industri pertahanan Indonesia di pasar internasional.” oleh Andri Mastiyanto
*Bagian 1
————————————————————————————————————————————————————————-
Beberapa negara tetangga di Asia dan Afrika dalam beberapa tahun kebelakang mengimpor alutsista RI tanda kepercayaan produk Indonesia. Kementerian Pertahanan RI pada 22 November 2018, melalui komentar Laksda TNI Agus Setyadi, Kepala Badan Sarana Pertahanan menyatakan industri pertahanan RI telah berhasil mengekspor senilai $ 284,1 juta antara tahun 2015-2018. Hasil penjualan tersebut berasal dari 4 perusahaan, yakni PT.Pindad, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), PT PAL dan PT Lundin.
Bila melihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor kendaraan tempur dan sparepart nya pada 2010 sebesar USD 60 juta. Pada 2017 nilainya melonjak jadi USD 745,18 juta atau lebih dari Rp.10 triliun.
Pada periode Januari-Juni 2018, nilai ekspor kendaraan tempur nasional kembali meningkat lebih dari 51 persen. Dari USD 309,54 juta menjadi USD 467,89 juta. Setidaknya ada 80 panser Anoa berbagai type buatan dalam negeri digunakan dalam misi perdamaian PBB di Asia dan Afrika. Sedangkan nilai ekspor kendaraan tempur dan sparepart nya di tahun 2019 adalah US$ 1,07 miliar selama Januari-September 2019, atau naik 37,88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain PT. Pindad adapula PTDI telah berhasil mengekspor sebesar $ 161 juta melalui penjualan pesawat angkut CN-235 dan NC-212 dibawah lisensi dari Airbus. Sedangkan PT PAL berhasil mengekspor sebesar $ 86,9 juta atas penjualan dua unit Strategic Sealift Vessels ke Filipina. Ada juga PT Lundin Industry Invest, produsen kapal tempur yang mengambil basis teknologi di Swedia, sampai dengan november 2018 perseroan ini telah mengekspor 17 kapal ke Eropa. Tipe kapal yang di ekspor terdiri dari 15 kapal itu tipe pinguin, dan 2 kapal sisanya tipe G7.
Adapun pada Januari-September 2019, BPS mencatat ekspor senjata dan amunisi Indonesia bernilai US$ 479.500. Memang sangat kecil dibandingkan total ekspor yang mencapai US$ 124,17 miliar, tetapi ekspor senjata dan amunisi tumbuh 500,26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sampai dengan bulan september 2019, negara tujuan ekspor utama senjata dan amunisi Indonesia adalah Afrika Selatan. Nilainya US$ 284.832, naik sebesar 9.319,05% dibandingkan periode yang sama pada 2018.
Negara-negara maju juga turut berminat dan mengimpor alutsista RI yaituBelgia dan Jepang. Belgia mengimpor senjata dan amunisi dari Indonesia senilai US$ 111.889 pada Januari-September 2019. Angka tersebut naik sebesar 110,43% dari tahun sebelumnya. Sedangkan Jepang mendatangkan senjata dan amunisi dari Indonesia senilai US$ 43.253 Pada 27 september 2019 delegasi Filipina yang dipimpin oleh Commanding General of Philippines Army, Letjen Macairog S. Alberto, AFP mengunjungi PT Pindad (Persero) dalam rangka meninjau secara langsung Medium Tank Harimau, berbagai produk lainnya serta fasilitas produksi yang dimiliki PT Pindad.
Delegasi Filipina juga didampingi oleh Phil ippines Presidential Advisers on Military Affairs, Letjen Arthur I. Tabaquero (Retd.), Dirjen Pothan Kemhan, Bondan Tiara Sofyan, Direktur Utama, Abraham Mose, jajaran Direksi dan Komisaris Pindad. Kedatangan delegasi negara tetangga yang berada di utara Indonesia untuk meninjau berbagai alutsista darat yang dapat digunakan militer Filipina. Patut diketahui bahwa Filipina membutuhkan alutsista guna menjaga perdamaian kawasannya. Berbagai aksi separatis masih terjadi di selatan negeri kepulauan ini.
Sepanjang Januari-September 2019, ekspor kendaraan tempur dan sparepart nya bernilai US$ 495,97 juta. Nilai ekspor Filipina Naik 37,02% dibandingkan periode yang sama pada 2018.
Negara tetangga lain sesama negara Asia Tenggara yang juga mengimpor dari Indonesia yaitu Vietnam. Negara yang memiliki geografis darat mirip Indonesia ini mengimpor kendaraan tempur dan sparepart nya senilai US$ 234,79 juta pada Januari s/d September 2019. Angka ini naik 88,07% dibandingkan Januari-September 2018.
[Masih Berlanjut...]